Allahuakbar,Allahuakbar......
Kumandang adzan menyeru, nampak seorang pria muda yang
langsung bergegas mengambil wudhu dan menggelar sejadah tuk melaksanakan
kewajiban sebagai umat muslim, hingga setiap kali di titik ia bersujud, tangis dan sendu selalu
ia rasa, yang teringat akan sosok di balik tempat kiblat yang ia hadapkan.
"Mak, Ilham arep ning sekolaan ye" (ucap ilham
berpamitan pada sang ibu)
"Ye ham ati-ati ,sekola sing bener endah jelinger
semit, deweke wes pamit karo bapa ham?(nasihat ibu sembari menanyakan hal pada
sang anak)
"Lake bapa je bu,yawes ilham mangkat ye" (ucap
ilham sambil langsung melenggang pergi)
Namanya Ilham seorang anak,yang berusia 11 tahun,yang kini
masih duduk di bangku 5 sd, ia terlahir dari keluarga sederhana di desa Taktakan
Serang Banten, oleh karenanya gaya bahasa ia dan keluarga menggunakan bahasa
daerah khas yang ada,yang begitu melekat, dan juga terlahir sebagai anak tunggal
yang selalu saja dengan tingkah,dan ulahnya, yang selalu membuat ayah dan ibu
nya kejang kepayang.
Sampainya Ilham di
sekolah nya tersebut, yang bukan sebagai murid teladan melainkan murid
menjengkelkan, dengan segala ulah,yang selalu ia buat dengan semua teman atau
gurunya, seperti hal nya hari ini.
"Kabehan manjing
ning kelas!! pelajaran arep mulai" (ucap sang guru di tengah kegiatan siswa
nya yang tengah bermain pesawat terbang di didepan kelas)
"Lah belajar maning, belajar maning, pualenge endas kien
bu!!" (keluh ilham pada sang guru)
"Ilham lamun ore belajar sire ne arep ape ning sekolaan
ne huhh??" (tanya guru tersebut)
"Ilham arep pelajaran seru bu"(pintanya)
"Belajar nape??" (tanya guru dengan bingung)
"Belajar mencintai ibu, eaaaaaa" (ujar ilham)
Whaa.....
Teriak salah seorang siswi di dalam kelas,guru tadi pun
langsung masum dan tak menghiraukan lagi siswa anehnya si ilham itu.
"Vivi, nane ape?" (tanya sang guru)
"Kien bu,kite dodok teruse ane permen karet sing ke
dodokan,huaaaa" (keluh sang siswi tersebut sambil menangis)
Siapa lagi kalo bukan Ilham pelakunya, begitulah ia tak
pernah lelah dari kata hukuman baik di sekolah atau rumah, selalu saja berulah.
Dan kini Ilham telah
sampai dirumah, karena lelah sehabis dari sekolah bukan lelah karena belajar
melainkan selalu berulah di sekolahnya itu,hingga ia melempar asal tas di
sembarang arah,dan terlelap di depan Tv.
Prekkk....(suara gibrasan sajadah)
"Ilham tangi,sire kien balik sekole dokon tas
wasal, turu wasal!! Hmm durung salat kien? Ilham!!!(tegas sang ayah sambil terus
mengibas sejadah padanya)
"Ape si pa,embekan teke,ngeliyep sedenget wes di gibras
bae lah,lare ge pa!! (keluh ilham yang baru membuka matanya)
"Sire sing salah, ngedumel be ning wong tue,salat ape
arep di gibras maning kih!!" (ancam sang ayah dengan tegas)
"Iye,iye huruhh bapa kien yah"(jawab ilham sembari
bangun dan melaksanakan perintah sang ayah)
Begitulah cara
ayah Ilham,yang tegas, namun mendidik terutama dalam didikan persolan agama, yang
mau tak mau Ilham selalu menuruti apa yang ayahnya perintahkan,berbanding
dengan sang ibu yang mendidik Ilham dengan lembut dan
hangat, namun walau cara ke-2 nya berbeda Ilham teteap
menyayangi, dan mematuhi mereka, walau notabe nya Ilham seorang anak yang
jail, nakal, dan iseng sih!!Tapi ia tetap masih anak manja yang selalu meringkuk
pada orang tuanya.
"Ham,mene dodok,bapa arep ngomong" (ucap sang ayah
yang kini duduk di teras depan rumah)
"Nape pak?" (tanya Ilham sembari menghampiri sang
ayah)
"Bapa rungu deweke kena hukum ning sekolaan
iye?" (tanya sang ayah memastikan)
"Duh iye pa,garene baturan sing lebay,guru dadine hukum
Ilham pa" (ujarnya)
Prekkkk....(bunyi sejadah)
"Duh pa,klimen ge,setiap kuen sejadah be lah sing
jepret kite,lare pa lare uruhhh" (keluh nya sambil memegang sikut yang kena
gibrasan sejadah sang ayah)
Dan setiap Ilham
melakukan kesalahan tak pernah lewat ayah nya selalu menggibras nya dengan
sejadah yang kesayangannya tersebut.
Adzan subuh usai berkumandang,namun menampakkan seorang
anak, yang masih terlelap di alam bawah sadarnya siapa lagi jika bukan ilham.
Prekk....(bunyi sejadah)
"Ham tangi!!! Astagfirullah wes suhuh lanang mesum
salat ge gati ore ngerti dewek, Ilham!! (seru sang ayah yang sembari menggibras
sejadah pada sang anak)
"Hoamm..iye pa iye,uruhh mimpi kakeun wong wadon ayu
ane bapa ganggoni be lah" (jawab Ilham yang baru membuka matanya)
"Wadon ayu,wadon ayu sire kuen masih ge cilik wes mane
salat ta gibras kien ye" (sambung sang ayah)
Lalu Ilham pun langsung bersiap-siap tuk melaksanakan ibadah
wajib yang diarah kan ayahnya,dan berniat tuk tidur kembali setelah
melaksanakan ibadah wajibnya,karena hari ini ialah hari favorit baginya yakni
hari minggu,namun sayang hal itu hanya ada di khyal nya saja saat ingin
memasuki kamar kembali sang ayah memanggil Ilham tuk berbincang menikmati teh
hangat di kala subuh.
Prekkk.....(bunyi sejadah)
"Wong bature bapa je sambilan turu!"(ucap ayah)
"Ngantuk je pa,hoamm..."(jawab Ilham sambil
menguap)
"Ham ta warah akeun be ye,sire iku anak bapa karo ibu
siji-sji ne dadi bapa karo ibu arep sire dadi anak bener,sholeh ya moga be bise
dadi ustdaz,lan klimen bapa resep nyebeti deweke nggo kien sejadah,sebab
sejadah kien arti perantara ham"(terang sang ayah)
"Maksude pa,ilham ore paham la?"(jawab ilham
bingung)
"Iye ibarate sejadah kien perantarane kite hadep sang
bakal ning sorga,ngko Allah takon,pire balen be sujud ning benda kien gena
hadap sang kuase,nah padw kaye sire perantarane bakal ibu bapa ning sorga"
(jelas sang ayah)
"Kite bisa gawe bapa,ibu ning sorga?(tanya ilham
memastikan)
"Lamun sire dadi anak nurut,kare salah,konon
maksude"(sambung sang ayah)
"Pak,Ilham gage mangan!! " (panggil sang ibu dari
dapur)
Dan keluarga kecil itu memulai hari pagi nya dengan canda
gurau dengan sejuta kehangatan.
Dan setelah sarapan
bersama usai mereka kembali pada aktivitas mereka sereti hal nya ibu lanjut
pada pekerjaan rumahnya,ayah bergotong royong di kampung sebelah,dan ilham apa
lagi selain melanjutkan mimpi indah nya di bawah alam sadar.
Adazan magrib mulai berkumandang kembali keluarga kecil ini
melaksanakan kewajiban mereka,namun tak dengan ilham ia masih kerkutat dengan
game nya di kamar,dan lagi-lagi mendapat teguran sang ayah.
Prekk...(bunyi sejadah)
"Sire ham kelewatan,magrib udu ambil wudhu,salat malah
ngegame bae!!!(bentak sang ayah)
Iye pa iye(jawab ilham sambil bangkit beranjak ambil wudhu)
"Iye gage kabeh magrib berjamaah!!"(lanjut sang
ayah)
Dan tibalah saat keluarganya mulai melaksanakan ibadah
dengan hikmat,tak pernah terpikir dalam benak siapapun saat sujud terakhir,hal
yang tak terduga terjadi.
'Ko sujud bapa suwe??wes 10 menit kien,hmm tak deleng
lah'(bathin ilham sambil melihat,memegang sang ayah yang langsung ambruk dari
sujudnya)
Tak terduga di sujud terakhirnya itu,Ilham melamun sejenak
lalu entah apa yang membuat ia terdorong melanjutkan imam ayahnya,lalu bangkit
dari sujud ia dan sang ibu berusaha khusyu sampai dengan salam kemudia mereka
menggerakkan jasad sang ayah,yang dirasakan,ternyata sang ayah telah tiada.
Histeris sang
anak,dan ibu berusaha tegar demi menenangkan sang anak walau sebenranya
perasaan terdalam ibu nya amat terluka,dan Ilham sang anak masih tak percaya
hari ini ialah sujud terakhir,dan sabetan sejadah terakhir sang ayah untuknya.
Sedih.....
Terpuruk.....
Dan frustasi yang menggoncang semua manusiawi,karena sesuatu
yang telah melekat sangatlah sulit di lepas begitu saja.
"Ilham gage mangan!!(panggil lembut sang ibu di tengah
lamunan ilham)
"Ham,kelimen je deweke mesti kelingan karo bapa bar ye
deleng sejadah iku?(tanya sang ibu)
"Iye bu seuwis salat ilham kelingan bapa bae"(ucap
ilham sambil memeagang sejadah sang ayah)
Kini usia Ilham telah beranjak dewasa,bukan lagi seorang
anak yang nakal,jail dan menyebalkan,namun ia kini menjadi pria yang di kagumi
para kaum hawa,dengan sejuta pesonanya,dan ia pun mewujudkan impian seorang
ayah yang menginginkan ia menjadi anak baik dan sholeh,kini ia menjadi seorang
ustadz yang bijaknsana,cerdas,dan berwibawa,karena ia harus menjadi perantara
ke-dua orang tuanya kelak.
0 komentar:
Post a Comment
Dukung Kami dengan Memberikan Komentar