PUSAT LAYANAN INFOMASI DAN KOMUNIKASI MASYARAKAT

PUSAT LAYANAN INFOMASI DAN KOMUNIKASI MASYARAKAT
Email. andin.global.net@gmail.com Contak Person 0852 1331 0130

Sejadah Terakhir ayah



Allahuakbar,Allahuakbar......

Kumandang adzan menyeru, nampak seorang pria muda yang langsung bergegas mengambil wudhu dan menggelar sejadah tuk melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim, hingga setiap kali  di titik ia bersujud, tangis dan sendu selalu ia rasa, yang teringat akan sosok di balik tempat kiblat yang ia hadapkan.                          

 

"Mak, Ilham arep ning sekolaan ye" (ucap ilham berpamitan pada sang ibu)

"Ye ham ati-ati ,sekola sing bener endah jelinger semit, deweke wes pamit karo bapa ham?(nasihat ibu sembari menanyakan hal pada sang anak)

"Lake bapa je bu,yawes ilham mangkat ye" (ucap ilham sambil langsung melenggang pergi)

Namanya Ilham seorang anak,yang berusia 11 tahun,yang kini masih duduk di bangku 5 sd, ia terlahir dari keluarga sederhana di desa Taktakan Serang Banten, oleh karenanya gaya bahasa ia dan keluarga menggunakan bahasa daerah khas yang ada,yang begitu melekat, dan juga terlahir sebagai anak tunggal yang selalu saja dengan tingkah,dan ulahnya, yang selalu membuat ayah dan ibu nya kejang kepayang.

 Sampainya Ilham di sekolah nya tersebut, yang bukan sebagai murid teladan melainkan murid menjengkelkan, dengan segala ulah,yang selalu ia buat dengan semua teman atau gurunya, seperti hal nya hari ini.

 "Kabehan manjing ning kelas!! pelajaran arep mulai" (ucap sang guru di tengah kegiatan siswa nya yang tengah bermain pesawat terbang di didepan kelas)

"Lah belajar maning, belajar maning, pualenge endas kien bu!!" (keluh ilham pada sang guru)

"Ilham lamun ore belajar sire ne arep ape ning sekolaan ne huhh??" (tanya guru tersebut)

"Ilham arep pelajaran seru bu"(pintanya)

"Belajar nape??" (tanya guru dengan bingung)

"Belajar mencintai ibu, eaaaaaa" (ujar ilham)

Whaa.....

Teriak salah seorang siswi di dalam kelas,guru tadi pun langsung masum dan tak menghiraukan lagi siswa anehnya si ilham itu.

"Vivi, nane ape?" (tanya sang guru)

"Kien bu,kite dodok teruse ane permen karet sing ke dodokan,huaaaa" (keluh sang siswi tersebut sambil menangis)

Siapa lagi kalo bukan Ilham pelakunya, begitulah ia tak pernah lelah dari kata hukuman baik di sekolah atau rumah, selalu saja berulah.

 Dan kini Ilham telah sampai dirumah, karena lelah sehabis dari sekolah bukan lelah karena belajar melainkan selalu berulah di sekolahnya itu,hingga ia melempar asal tas di sembarang arah,dan terlelap di depan Tv.

Prekkk....(suara gibrasan sajadah)

"Ilham tangi,sire kien balik sekole dokon tas wasal, turu wasal!! Hmm durung salat kien? Ilham!!!(tegas sang ayah sambil terus mengibas sejadah padanya)

"Ape si pa,embekan teke,ngeliyep sedenget wes di gibras bae lah,lare ge pa!! (keluh ilham yang baru membuka matanya)

"Sire sing salah, ngedumel be ning wong tue,salat ape arep di gibras maning kih!!" (ancam sang ayah dengan tegas)

"Iye,iye huruhh bapa kien yah"(jawab ilham sembari bangun dan melaksanakan perintah sang ayah)

    Begitulah cara ayah Ilham,yang tegas, namun mendidik terutama dalam didikan persolan agama, yang mau tak mau Ilham selalu menuruti apa yang ayahnya perintahkan,berbanding dengan sang ibu yang mendidik Ilham dengan lembut dan

hangat, namun walau cara ke-2 nya berbeda Ilham teteap menyayangi, dan mematuhi mereka, walau notabe nya Ilham seorang anak yang jail, nakal, dan iseng sih!!Tapi ia tetap masih anak manja yang selalu meringkuk pada orang tuanya.

"Ham,mene dodok,bapa arep ngomong" (ucap sang ayah yang kini duduk di teras depan rumah)

"Nape pak?" (tanya Ilham sembari menghampiri sang ayah)

"Bapa rungu deweke kena hukum ning sekolaan iye?" (tanya sang ayah memastikan)

"Duh iye pa,garene baturan sing lebay,guru dadine hukum Ilham pa" (ujarnya)

Prekkkk....(bunyi sejadah)

"Duh pa,klimen ge,setiap kuen sejadah be lah sing jepret kite,lare pa lare uruhhh" (keluh nya sambil memegang sikut yang kena gibrasan sejadah sang ayah)

   Dan setiap Ilham melakukan kesalahan tak pernah lewat ayah nya selalu menggibras nya dengan sejadah yang kesayangannya tersebut.

Adzan subuh usai berkumandang,namun menampakkan seorang anak, yang masih terlelap di alam bawah sadarnya siapa lagi jika bukan ilham.

Prekk....(bunyi sejadah)

"Ham tangi!!! Astagfirullah wes suhuh lanang mesum salat ge gati ore ngerti dewek, Ilham!! (seru sang ayah yang sembari menggibras sejadah pada sang anak)

"Hoamm..iye pa iye,uruhh mimpi kakeun wong wadon ayu ane bapa ganggoni be lah" (jawab Ilham yang baru membuka matanya)

"Wadon ayu,wadon ayu sire kuen masih ge cilik wes mane salat ta gibras kien ye" (sambung sang ayah)

Lalu Ilham pun langsung bersiap-siap tuk melaksanakan ibadah wajib yang diarah kan ayahnya,dan berniat tuk tidur kembali setelah melaksanakan ibadah wajibnya,karena hari ini ialah hari favorit baginya yakni hari minggu,namun sayang hal itu hanya ada di khyal nya saja saat ingin memasuki kamar kembali sang ayah memanggil Ilham tuk berbincang menikmati teh hangat di kala subuh.

Prekkk.....(bunyi sejadah)

"Wong bature bapa je sambilan turu!"(ucap ayah)

"Ngantuk je pa,hoamm..."(jawab Ilham sambil menguap)

"Ham ta warah akeun be ye,sire iku anak bapa karo ibu siji-sji ne dadi bapa karo ibu arep sire dadi anak bener,sholeh ya moga be bise dadi ustdaz,lan klimen bapa resep nyebeti deweke nggo kien sejadah,sebab sejadah kien arti perantara ham"(terang sang ayah)

"Maksude pa,ilham ore paham la?"(jawab ilham bingung)

"Iye ibarate sejadah kien perantarane kite hadep sang bakal ning sorga,ngko Allah takon,pire balen be sujud ning benda kien gena hadap sang kuase,nah padw kaye sire perantarane bakal ibu bapa ning sorga" (jelas sang ayah)

"Kite bisa gawe bapa,ibu ning sorga?(tanya ilham memastikan)

"Lamun sire dadi anak nurut,kare salah,konon maksude"(sambung sang ayah)

"Pak,Ilham gage mangan!! " (panggil sang ibu dari dapur)

Dan keluarga kecil itu memulai hari pagi nya dengan canda gurau dengan sejuta kehangatan.

  Dan setelah sarapan bersama usai mereka kembali pada aktivitas mereka sereti hal nya ibu lanjut pada pekerjaan rumahnya,ayah bergotong royong di kampung sebelah,dan ilham apa lagi selain melanjutkan mimpi indah nya di bawah alam sadar.

Adazan magrib mulai berkumandang kembali keluarga kecil ini melaksanakan kewajiban mereka,namun tak dengan ilham ia masih kerkutat dengan game nya di kamar,dan lagi-lagi mendapat teguran sang ayah.

Prekk...(bunyi sejadah)

"Sire ham kelewatan,magrib udu ambil wudhu,salat malah ngegame bae!!!(bentak sang ayah)

Iye pa iye(jawab ilham sambil bangkit beranjak ambil wudhu)

"Iye gage kabeh magrib berjamaah!!"(lanjut sang ayah)

Dan tibalah saat keluarganya mulai melaksanakan ibadah dengan hikmat,tak pernah terpikir dalam benak siapapun saat sujud terakhir,hal yang tak terduga terjadi.

'Ko sujud bapa suwe??wes 10 menit kien,hmm tak deleng lah'(bathin ilham sambil melihat,memegang sang ayah yang langsung ambruk dari sujudnya)

Tak terduga di sujud terakhirnya itu,Ilham melamun sejenak lalu entah apa yang membuat ia terdorong melanjutkan imam ayahnya,lalu bangkit dari sujud ia dan sang ibu berusaha khusyu sampai dengan salam kemudia mereka menggerakkan jasad sang ayah,yang dirasakan,ternyata sang ayah telah tiada.

  Histeris sang anak,dan ibu berusaha tegar demi menenangkan sang anak walau sebenranya perasaan terdalam ibu nya amat terluka,dan Ilham sang anak masih tak percaya hari ini ialah sujud terakhir,dan sabetan sejadah terakhir sang ayah untuknya.

Sedih.....

Terpuruk.....

Dan frustasi yang menggoncang semua manusiawi,karena sesuatu yang telah melekat sangatlah sulit di lepas begitu saja.

"Ilham gage mangan!!(panggil lembut sang ibu di tengah lamunan ilham)

"Ham,kelimen je deweke mesti kelingan karo bapa bar ye deleng sejadah iku?(tanya sang ibu)

"Iye bu seuwis salat ilham kelingan bapa bae"(ucap ilham sambil memeagang sejadah sang ayah)

Kini usia Ilham telah beranjak dewasa,bukan lagi seorang anak yang nakal,jail dan menyebalkan,namun ia kini menjadi pria yang di kagumi para kaum hawa,dengan sejuta pesonanya,dan ia pun mewujudkan impian seorang ayah yang menginginkan ia menjadi anak baik dan sholeh,kini ia menjadi seorang ustadz yang bijaknsana,cerdas,dan berwibawa,karena ia harus menjadi perantara ke-dua orang tuanya kelak.

                                                                  END

By. Fina Davina
Share on Google Plus

About andin global net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment

Dukung Kami dengan Memberikan Komentar